Mudik Membawa Nikmat
Mudik Membawa Nikmat
– CERITA SEX GAY,,,,,,,,,,
NGENTOTIN PAK MARDI DAN DIENTOT PAK HENDRA
Kali ini aku pergi seorang diri kekampung halamanku. karena kondisi yang mendesak, Istriku tak bisa ikut berangkat karena harus menemani anak anak ku yang sedang ujian sekolah jadi kutinggalkan mereka. Perjalanan dari jakarta ke kampung halamanku sekitar 10 jam. Setelah selesai ngantor aku langsung menuju terminal. Tak lama menunggu,bisnya datang. Dan langsung melaju memasuki tol. Aku yang sedikit lelah memutuskan untuk tidur sepanjang perjalanan. Aku lebih menyukai berangkat pada malam hari karena tidak macet dan aku bisa tertidur pulas.
Entah sudah berapa lama aku terlelap, kondektur membangunkan aku.
“Pak… pak… kita istirahat,makan dulu…” ia menepuk nepuk pundak ku. Aku yang masih setengah sadar,meraba raba sedang berada dimana. Udara dingin langsung meyeruak. Kulirik jam tanganku,sudah jam 2 malam. Langsung aku ikut turun untuk bergabung dengan yang lain. Tapi aku pergi kekamar mandi dulu untuk buang air kecil. Sesampainya ditoilet ada dua orang bapak bapak saling berdiri dengan jarak dekat ditempat ngencing. Ketika mereka mengetahui keberadaanku mereka secara cepat menjauh. Awalnya aku tak menyadari apa yang mereka lakukan dan aku cuek saja. Aku langsung menuju tempat ngencing paling pojok. Kulirik mereka berdua. Bapak bapak itu melempar senyum padaku dan kubalas senyum. Mereka berdua bertubuh tambun dan jelas sudah 50an. Yang satu berkumis dan brewok,Ia memakai jaket kulit. Dan yang satunya lagi berkulit putih dan bermata sipit,ia terlihat ramah dimataku. Aku benar benar tak menyadari pandangan mereka kepadaku memiliki maksud. Dengan santainya kukeluarkan kontolku dan langsung mengucur deras air kencingku. Aku hanya menatap tembok tanpa ingin menengok kanan kiri,risih bagiku. Tapi aku merasakan ada gerakan yang aneh disebelahku. Walau aku mencoba cuek tapi rasa penasaranku memaksa untuk melirik. Aku bisa melihat sibapak yang berkulit putih yang tepat disebelahku kontolnya ngaceng! Dan ia asik megocoknya perlahan. Wajah sibapak mengarah padaku,tepat kearahku! Rasanya ingin bergegas pergi tapi air kencingku masih mengucur. Aku mengejan supaya air kencingku keluar semua. Tiba tiba sibapak yang berjaket kulit menyodorkan kontolnya pada bapak yang bermata sipit. Sekonyong konyong aku langsung menengok kemereka. Aku melotot melihat apa yang didepanku. Mereka sedang beradu kontol! Kontol mereka saling menempel,mereka goyang goyangkan badan mereka supaya kontol mereka saling bertubrukan dalam keadaan ngaceng.
“Kenapa mas… mau di isap?” Suara yang renyah keluar dari bapak yang berkulit putih. Entah kenapa mendengar ia bilang “isap” membuat reaksi pada diriku “Apa karena cuaca dingin? Atau aku horny!” Antara ingin pergi atau tetap dikamar mandi. Jujur itu pertama kalinya aku melihat 2 kontol saling beradu “apa mereka tak malu!” Ucapku dalam hati. Bapak yang tepat disebelahku menyodorkan tangannya “saya Pak Hendra”. Sambil tangan kirinya mengocok ngocok kontol bapak yang satunya. Aku hanya diam tanpa menggubrisnya. “Loh ko diam? Ndak usah malu…” katanya. Dan bapak yang berjaket kulit juga ikut berbicara “itu kontolnya gak malu!” Mereka tertawa. Aku tak menyadari itu dan benar saja kontolku sudah ngaceng keluar dari resletingku.
“Saya Hendra… ” sekali lagi ia menyebutkan namanya. Tanpa permisi ia langsung menggenggam kontolku. Aku tak melawan tak juga menjauh. Rasa sange ku sudah diubun ubun. Apalagi melihat kontol saling bertubrukan,benar benar membuat aku ingin merasakanga juga!
“Enak mas…? Mau di isep? Dingin dingin enak loh diangetin…” ejek si Pak Hendra. Kusodorkan kontolku padanya tanpa ragu ragu. Ia mengerti kalau aku tak pernah beginiian sama laki laki jadi ia memperlakukan ku secara lembut. Kepala kontolku ia jilat jilat. Dengan lidahnya ia putar putar dikepala kontolku. Membuat ku bergelinjang! Biji pelerku ia remas remas,setiap bijinya ia pijit pijit. Ingin sekali teriak tapi aku tahan saja,aku tak ingin orang lain datang lagipula aku masih ingin berlama lama merasakan di isep!
Lagi enak enaknya merasakan lidahnya pada lobang kencing ku,bapak yang berjaket kulit itu Menghampiri dan memberi isyarat
“Kita pindah kebelakang saja… ” ia melangkah duluan. Kami mengikutinya dengan kontol kami ngampleh ngampleh. Ternyata dibelakang itu ada bengkel yang suasananya sepi. Tanpa menunggu lama aksi kamipun dimulai kembali. Pak Hendra kembali menghisap kontolku,kali ini ia mencoba memasukan semua. Aku hanya bersandar menerima perlakuannya. Bapak yang berjaket kulit mendekat pada ku. “Sampean sendiri mas?” Tanyanya. Sebetulnya aku ada perasaan takut padanya,curiga juga!
“Iya Pak…” jawabku pelan. Ia mulai meraba raba dadaku mencari cari pentilku. Deru nafasku mulai memburu,benar benar bikin merinding perlakuannya pada pentilku! Ia berbisik padakau
“Saya Mardi…” tepat dikupingku,aku bisa merasakan nafasnya yang hangat.
“Enak tidak…?” Lidahnya mulai menjilat jilat lobang kupingku. Basah dan kasar lidahnya kurasakan! Aku tak bisa berkata apa apa lagi,yang kutau hanya rasa sensitiv ketika badan ku diraba raba oleh kedua bapak bapak ini! Aku sudah tak pikirkan siapa yang menyedot kontolku dan siapa yang mencium cium wajahku,yang pasti aku ingin ngencrot!
Tanpa sadar aku sudah berciuman dengan Pak Mardi. Kumis dan brewoknya menyapu wajahku. Nafasnya beraroma tembakau,sangat kuat! Ia ciuman dengan penuh semangat,ia gigit gigit bibir bawahku,lidahku ia sedot sedot tak membiarkanku bernafas. Tak lama aku berciuman,Pak Hendra berhenti menghisap. Ia gabung bersama aku dan Pak Mardi,kami ciuman bertiga. “Benar benar gila! Aku tak pernah membayangkan ini semua” teriak ku dalam hati. Kami saling memeluk,meraba,menggenggam,mengocok. Lidah kami saling bersentuhan,saling sedot satu sama lain,saling mencumbu tak henti henti. Aku sudah benar benar tak sabar ingin rasanya menyodok lobang tua milik mereka! Pak Mardi turun ke pentilku,ia menyerang dadaku,menyedot nyedot kuat membuat cupangan! Pak mardi dengan posisi nungging dan celananya sudah tertanggal sampai lutut. Pantatnya besar dan kedua bongkahan pantatnya sekal! Aku tak lagi malu malu langsung kucari lobang pantatnya. Pak Hendra sendiri masih sibuk menciumi wajahku. Sambil mengocok kontolku. Seperti tak ingin ketinggalan,Pak Hendra turut bermain dengan pentilku. mereka berdua benar benar rakus. Aku juga memasukan jariku dilobang Pak Hendra. Mimpi apa aku semalam Memasukkan jariku didua lobang lonte tua ini! Mereka saling mendesah menerima jariku didalam lobang pantat mereka. Mereka menggelinjang ketika jariku semakin kasar bermain didalam. Akupun juga kewalahan karena mereka juga semakin ganas pada pentilku.
Akhirnya kutarik paksa jariku dari dalam yang membuat mereka tersadar.
“Jangan dicabut mas…” sayu wajah Pak Mardi memelas. Aku tak menghiraukan. Aku langsung mengarahkan Pak Mardi berpegangan pada body mobil. Pak Hendra yang mengerti maksudku langsung membuka lebar lebar Pantat Pak Mardi dan meludah tepat dilobangnya.
“Silahkan mas… dientot…” sambil Pak Hendra tersenyum. Langsung kutancap dalam dalam.
“Eeeennnggghhhh…” desah pak mardi menerima lobang bolnya kemasukan batang. Baru tau aku kalau lobang bol itu ketat! Seperti tak ada ruang bagi kontolku bergerak. Pelan tapi pasti kulaju kontolku didalam. Pak Mardi meringis ringis kesakitan dan tak kuhiraukan. Keringat mulai membasahi,punggung Pak Mardipun sudah mulai basah. Maju mundur kuhentakan lobang bolnya. Pak hendra yang disebelahku sepertinya tak ingin menyia nyiakan permainan ini. Ia dengan sigap melahap kontol pak mardi yang menggantung. Semakin membuat Pak Mardi meracau tak karuan. Aku tau desahan Pak Mardi sudah tak lagi kesakitan tapi kenikmatan! Kubuka lebar lebar kedua kakiku supaya kontolku semakin melesak kedalam. Aku seperti tak puas ingin sekali mengentotnya sampai mentok! Tiba tiba Pak Hendra sudah berada dibelakangku dengan kontolnya menyenggol nyenggol pantatku dan kubiarkan saja. Aku masih sibuk mengentoti Pak Mardi. Tapi perlahan kontol Pal Hendra sudah dibibir anusku. Aku gelagapan.
“Pak ngapain…!” Nada ku menolak.
“Ndak apa apa mas… saya cuma nempel saja” elaknya.”Aku tak ingin disodomi!” Ucapku dalam hati. Dan kurasakan basah pada lobang anusku. Aku langsung nengok kepada Pak Hendra. Ia menganggukan kepalanya seperti meminta izin. Aku yang awalnya takut, akhirnya mepasrahkan diri… ingin juga merasakan kontol didalam anusku.
Kontol Pak Hendra sudah basah oleh precum (cairan bening). Seperti memberikan pelumas pada lobang bol ku yang masih perawan ini. Pelan pelan Pak Hendra mendorong kontolnya. Aku yang tadinya bergerak maju mundur didalam lobang Pak Mardi,sejenak berhenti membiarkan Pak Hendra memasukan kontolnya didalamku. Pak Mardi mendengus beristirahat dari entotan. Ketika kepala kontol Pak hendra sudah bisa masuk dalam anusku,rasa perih aku rasakan! Seperti lobang bolku robek sejadi jadinya!
Pak Hendra yang melihat raut wajahku langsung mengusap punggungku. Ia mengerti kalau aku dalam kesakitan yang teramat. Tanpa perintah Pak Mardi memaju mundurkan pantatnya kembali.
“Oooooohhhhhhh….” desahku meluncur begitu saja. Sungguh aneh,kurasakan perih pada lobang anusku tapi kurasakan nikmat pada batang kontolku. Aku ngentot dan dientot!
Sekarang giliran kedua Bapak itu yang menservis aku… kontol Pak Hendra mulai menyeruak masuk dalam lobangku,dengan gerakan pelan ia maju mundurkan. kontol Pak Hendra sedang sedang saja tetapi goyongannya benar benar membuat ku melayang! Kempitan Pak Mardi semakin kencang dibatang kontolku seperti memijit mijit membuat ku ingin muncrat. Aku berada ditengah tengah mereka hanya pasrah menerima sodokan dan menyodok nyodok,Kami tumpuk tiga. Pak Hendra tak henti hentinya mengoyang goyang kontolnya didalamku. Keringatnya pun sudah menetes dikulitku. Pak Mardi sendiri sudah mulai mengocok ngocok kontolnya sendiri seperti tak kuat lagi menahan ejakulasi. Akhirnya Pak Mardi mendorong dorong pantatnya supaya bisa mentok pada kontolku.
“Aku udah mau keluar….” ucap Pak Hendra. Ia memegang pinggangku erat erat. Pahanya yang gempal menampar pahaku dan menciptakan bunyi. Pak Mardi juga sudah gelisah. Kontolku sendiri sudah tegak mengorek ngorek lobang bol Pak Mardi. ku berpegang pada pundak pak mardi dan melaju sekencang kencangnya.
“Aaaarrrgggghhh… aaaaarrrrggghhh…” aku meracau sejadi jadinya. Pak Hendra juga sudah tak perduli dengan diriku ia mengentotku semakin kasar. Dan akhirnya…
“Aaaaaaaaaarrrrrrggggggghhhhhhh….” pejuku muncrat sebanyak banyaknya. Kupaksakan batang kontolku sampai mentok,aku tau itu sakit bagi Pak Mardi. Badanku roboh ke Pak Mardi. Tak lama Pak Hendra seperti teriak tapi tertahan kudengar dan tiba tiba kurasakan hangat dalam lobang anusku.
“Aaaahhhhh….” desahnya. Seketika lobang bol ku seperti sesak dan basah. Kontol Pak Hendra masih mendorong dorong didalam. Ia pun roboh dan berpeluk padaku. Kami hanya beristirahat saling memeluk satu sama lain.
Setelahnya Pak Mardi menarik badannya dan kontolku pun terlepas dari lobang anusnya. Ku sempat melihat lobang itu menganga dan menetes pejuku. Pak Hendra juga menarik kontolnya dari dalam. Kubenar benar merasakan pejunya ikut mengalir bersamaan dengan kontolnya yang keluar. Sesaat lobang anusku seperti lega,aku pun bisa bernafas tanpa terganjal! Ternyata Pak Mardi belum keluar. Ia tak memusingkannya. Dan kami semuapun pergi kekamar mandi untuk bersih bersih. Tak lama akupun pamit dengan mereka dan tak berkata kata banyak kutinggalkan mereka berdua.
Selesainya aku kembali kedalam bis dan tak sempat ikut makan. Karena memang bisnya sudah ingin berangkat.
Aku hanya memikirkan apa yang telah aku lakukan bersama Pak Mardi dan Pak Hendra tadi. Benar benar tak masuk diakal! Tetapi aku menikmatinya. Ini benar benar pengalam yang luar biasa bagiku…
Sesaat bis melaju,aku mencoba untuk memejamkan mataku karena memang itu semua melelahkan. Dalam mata terpejam kurasakan peju Pak Hendra masih menetes netes dari lobang anusku…
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,